Unforgettable Night

Sesampainya di kafe, Gita segera mencari meja terdekat dengan panggung. Brian yang sedari tadi membututi Gita hanya bisa mengikuti apa yang perempuan itu inginkan.

Dekorasi yang cukup menarik dan suasana yang nyaman membuat para tamu betah berlama-lama di sana.

Tak lama tampak lelaki yang mengenakan kaus putih dibalut dengan jaket denim di luarnya sedang menaiki panggung. Ia kini sedang bersiap-siap untuk bernyanyi ditemani gitar yang telah dikalungi di badannya.

Wise men say Only fools rush in But I can't help falling in love with you Shall I stay? Would it be a sin

If I can't help falling in love with you? Like a river flows Surely to the sea Darling, so it goes Some things are meant to be

Take my hand Take my whole life too For I can't help falling in love with you

Selama Dimas menyanyikan lagu yang ia bawakan, tatapannya tidak bisa dialihkan dari Gita. Lelaki ini bernyanyi seperti sedang mengeluarkan semua isi hatinya. Jari-jari lentiknya lincah bergerak di atas senar gitar. Suara berat khasnya memenuhi seisi kafe. Semua mata tertuju padanya.

Tak lama setelah Dimas menyelesaikan penamapilannya, tiba-tiba ada seorang gadis dan pria paruh baya menaiki panggung. Dimas yang hendak menuruni panggung, seketika lengannya digenggam oleh pria tadi dan kini Dimas ditarik untuk mengikutinya sampai ke tengah panggung.

“Selamat malam semua. Perkenalkan saya Adrian, pemilik kafe ini. Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan YME. Kemudian saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua tamu yang telah meluangkan waktunya untuk datang ke grand opening cafe ini. Di sini saya ingin memperkenalkan anak tunggal saya, yaitu Dimas Prayoga dan juga di sebelah kanan saya terdapat perempuan cantik, bernama Citra Lesmani. Ia adalah anak dari Pak Joni yang telah berkerja sama dengan saya dalam bisnis selama 10 tahun. Kini saya ingin mengumumkan pertunangan mereka kepada kalian semua dan diperkirakan 3 bulan lagi mereka akan menikah.”

Mendengar pernyataan ayahnya, Dimas membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Dimas ingin sekali memberitahukan kepada semuanya bahwa ia telah jatuh cinta kepada seseorang yang sedang berada di dalam kafe itu. Ia tidak sanggup menatap kedua netra indah milik Gita, Dimas tahu bahwa Gita pasti sangat kecewa dengan keputusan ayahnya.

Gita mematung di tempat, di tangannya ada secarik kertas berisi sebuah jawaban yang dinanti-nantikan Dimas. Padahal hari ini apabila dirinya memberikan kertas tersebut kepada Dimas, maka mereka berdua resmi menjadi pasangan. Namun, takdir berkata lain. Pria yang ia idam-idamkan kini berdiri di depannya bersama calon istrinya kelak. Hancur. Perasaan Gita begitu hancur mengetahui kenyataan yang sedang ia hadapi. Perasaan gembira sebelumnya tergantikan dengan kesedihan yang mendalam. Tangan kanan gadis itu meremuk kertas digenggamannya sedangkan tangan kirinya diletakkan di dadanya. Hatinya begitu sakit, ia sedang mencoba menahan air matanya supaya tidak mengalir.

Dari kejauhan Dimas melirik gadis pujaannya, dirinya kaget dibuat setelah melihat gadis tersebut membawa kertas bagian dari scrapbook yang ia berikan kepada gadis itu. Sejujurnya, Dimas masih menerka-nerka apakah jawabannya. Melihat Gita sedih sudah berhasil membuat dunianya runtuh.

Gita langsung berjalan keluar dari kafe. Brian yang menyadari hal tersebut segera mengikuti gadis itu. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, mereka pergi meninggalkan kafe.