The Past
Terlihat air mata yang mengaliri pipi merah gadis cantik yang sedang berada di dekapan Brian.
“Rei, are you serious?” Tanya Brian sambil menatap lekat mata hitam-kecoklatan sang kekasih.
“Ya, aku udah mikirin keputusanku dari jauh-jauh hari dan menurutku ini yang terbaik untuk kita.”
“We’ve been together for 3 years and we end up… just like this? Is it because of him? Dimas? What did he say to you?”
“Emang kita aja udah ga sejalan lagi, Bri! Aku merasa kita udah ga cocok. Akhir-akhir ini kita selalu berantem, apa kamu ga cape? Dimas selalu ada setiap aku sedih kalo lagi berantem sama kamu, dia selalu support aku in every way. Kita sampai di sini aja ya? Makasih buat 3 tahunnya. It’s been a roller coaster ride, Bri. Nice to know you,” ucap Reina sambil melangkah pergi dari Brian.
Asal Reina tahu, Dimas sudah mengaguminya sejak pertama kali mereka bertukar pandang tepatnya saat Brian dan Reina merayakan hari jadi mereka yang ke-2 tahun.
Sejak saat itu, Dimas selalu mencari celah untuk bisa merebut Reina dari Brian. Setiap Brian dan Reina adu argumen, Dimas selalu menghampiri Reina dan mendukungnya supaya gadis itu bisa merasakan kenyamanan di sisi sang adam.
6 bulan sudah Dimas dan Reina bersama, tanpa disadari Dimas sudah tidak memperlakukan Reina layaknya seorang pacar. Ia mulai berpaling ke perempuan lain yang menurutnya lebih menawan.
Di saat Reina sudah menjadikan Dimas sebagai rumahnya, di saat itu lah Dimas pergi meninggalkannya.
Kini perempuan malang itu sudah tidak memiliki tumpuan lagi. Orang tua, saudara, bahkan pacarnya meninggalkannya seorang diri. Ingin sekali ia kembali kepada Brian karena hanya Brian yang mengerti tentangnya dan ialah satu-satunya yang tidak pernah meninggalkannya. Reina tahu bahwa terkadang Brian masih sering menanyakan kabarnya melalui teman-temannya. Namun, Reina tidak memiliki keberanian untuk kembali kepada Brian karena pasalnya ialah yang telah memutuskan hubungannya.
Kain putih telah terikat di langit-langit kamar Reina, ia sudah menyerah pada hidupnya. Perempuan ini pun menggantungkan dirinya sampai pada akhirnya wajah gadis itu terlihat pucat tidak bernyawa lagi.
Setelah mendengar kabar duka dari Reina, Brian segera pergi ke rumah gadis itu dan memeluknya untuk terakhir kalinya. Di saat petugas memeriksa tempat kejadian, Brian menemukan selembar kertas yang berisi curahan hati Reina selama ini. Brian merasa sangat marah kepada sahabatnya, Dimas. Kini ia berjanji untuk melindungi siapapun yang ingin Dimas dekati supaya kejadian yang menimpa sang mantan kekasih tidak terulang kembali.