When You’re Gone

“Dim? Where are you? I need you rn.”

Terlihat pesan dari Reina di layar ponsel Dimas. Kepala pria ini masih sangat sakit saat ia mencoba bangkit dari tempat tidurnya. Ia hanya membaca sekilas kemudian kembali ke dalam tidurnya.

Beberapa minggu ini memang Dimas tampak sibuk dengan gawainya, tetapi pesan dan panggilan dari sang pacar jarang sekali dibalas. Perlahan-lahan pria itu mulai membiasakan hidupnya tanpa Reina.


Reina menyadari sikap Dimas yang berubah. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi supaya Dimas tidak pergi meninggalkannya. Berbagai cara telah ia coba namun hasilnya nihil. Sampai akhirnya orang tua Reina bertengkar hebat dan keduanya bercerai. Rumah yang ditempatinya terasa dingin. Tidak ada lagi yang bisa menjadi tumpuannya. Teman-temannya? Pergi meninggalkan gadis itu sejak tahu berita bahwa dirinya adalah anak di luar nikah. Pacarnya? Hilang tanpa kabar. Dimas sudah tidak bisa lagi dihubungi. Dirinya pun jarang terlihat di kampus. Ingin sekali Reina menghampiri Brian, tetapi dirinya tidak berani untuk menampakkan batang hidungnya di hadapan pria itu.

Setiap hari terasa begitu menyedihkan bagi Reina. Ia sudah tidak memiliki tujuan hidup lagi. Ditulisnya sepucuk surat terakhir sebelum ia memutuskan untuk pergi meninggalkan dunia. Dirinya berharap ada yang membaca dan bisa merasakan perasaannya dari surat tersebut.

Matahari tampak cerah seperti biasanya Ombak di laut tampak bergulungan satu sama lain seperti biasanya Hari-hari berjalan seperti biasanya Hanya aku yang merasakan perubahan Kini aku kembali merasa sepi Sendiri tak berarti seperti dahulu kala Hampa Tiada kehangatan yang dirasa Tak ada tangan yang menggenggam di kala aku sedang terjatuh Sempat ku merasa hidup yang berwarna Kesenangan fana Namun kini telah sirna Tiada yang tersisa Ku tak tau lagi harus pergi kemana Tidak ada lagi yang bisa ku sebut rumah Mungkinkah inilah saatnya Relakan diriku yang telah tiada Supaya kelak ku bahagia di sana