Just a Fan

“Sini sini, kita foto dulu. Pake lightstick, ya. Eh... cahol gue juga keliatan dong. Soalnya ini cahol gemes edisi Gio.”

Talitha yang melihat kedua sahabatnya sedang sibuk berfoto hanya bisa menghela napasnya. Perempuan itu memang tidak terlalu suka dirinya dipotret dan disebarkan di media sosial.

Seusai Andini dan Risa mengambil gambar, ketiga sahabat itu mulai mengantre untuk memasuki venue. Dari luar mereka sudah bisa mendengar suara teriakan seluruh penggemar 7Miracle. Hal tersebut membuat ketiga orang ini semakin bersemangat untuk segera menikmati konser boyband kesukaan mereka.

Saat Andini memasuki venue, tiba-tiba dadanya berdebar. Dirinya menghirup udara dalam-dalam dan segera mengeluarkannya lagi. Melihat tingkah temannya yang sedikit aneh, Risa segera menenangkan Andini. Ia mengelus pelan punggung Andini, “are you okay? Kalo emang belum siap, ga usah dipaksa, ya? Gue gapapa kok kalo ga nonton.”

Mendengar kekhawatiran Risa akan dirinya membuat Andini mengulas senyum tipis. Ia menghadapkan dirinya ke arah Risa. “Gue gapapa kok. Lagian cuma ngeliat dari jauh.”

Sudah lama sekali Andini tidak melihat kehadiran Ezra secara langsung. Terakhir mereka bertemu tepat 1 tahun yang lalu ketika Ezra berusaha untuk menjelaskan perkaranya dengan Bella. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Bagai orang asing, kedua insan tersebut tidak lagi saling bertukar sapa. Perasaan cinta yang dahulu menggerogoti diri perempuan itu, kini sudah mulai sirna. Namun, bukan berarti perempuan itu berhenti mengagumi sang lelaki. Dirinya tetaplah menjadi penggemar berat lelaki yang biasa disapa seluruh orang “Alister”. Kini sapaan “Ezra” sudah tidak lagi ia gunakan. Andini sudah sepenuhnya menjadi penggemar biasa. Tidak ada lagi keistimewaan di dalam dirinya. Tidak ada lagi spoiler di saat 7Miracle hendak mengeluarkan lagu baru. Tidak ada lagi kartu id untuk memasuki belakang panggung. Tidak ada lagi merchandise gratis. Tidak ada lagi syair merdu yang selalu dilantunkan khusus untuknya.

Andini cukup bahagia dengan kehidupannya saat ini. Ia senang melihat Alister berhasil menggapai mimpinya untuk menjadi idol internasional. Alister dan teman-temannya selalu menduduki peringkat pertama dalam music chart. Dengan seluruh pencapaian mereka, Andini merasa lega atas keputusannya di kala itu.

Cahaya warna-warni mulai menerangi seluruh venue—pertanda konser akan segera dimulai. Seluruh penonton berteriak histeris ketika anggota 7Miracle keluar dari balik layar. Ezra—bukan—Alister terlihat sangat menawan dari sudut pandang Andini. Mata perempuan itu berbinar-binar saat idolanya berdiri di hadapannya.

Ketika konser hendak usai, seluruh anggota 7Miracle menghampiri penggemar sambil melambai-lambaikan tangan. Tanpa sengaja penglihatan Alister menangkap sosok Andini. Saat kedua mata mereka bertemu, Alister memberikan perempuan itu senyum hangat. Tentu saja, Andini menyadari hal tersebut. Andini membalas senyuman lelaki itu, kemudian ia menunduk malu. Tak lama setelah itu, Alister pergi ke belakang panggung. Andini hanya bisa melihat punggung lelaki itu semakin menjauh...menjauh...dan kemudian sirna.

Andini sadar bahwa semesta hanya mengizinkan dirinya menganggumi Alister, bukan untuk memilikinya. Mereka berdua tidaklah berpisah, tetapi kembali menjadi yang sebagaimana mestinya.

fin