Jav
Sesampainya di depan rumah Sheila, perempuan itu segera membuka helm yang melindungi kepalanya dan memberikan benda tersebut kepada Javier.
Sheila ingin sekali mengungkapkan perasaannya kepada Javier, tetapi otaknya selalu menepis keinginan tersebut. Ia terlalu takut apabila Javier menolaknya dan mereka tidak bisa menjadi teman lagi.
Ketika Javier sudah menyalakan mesin motornya dan bersiap untuk pulang, tiba-tiba saja Sheila berteriak memanggil nama pria tersebut.
Javier segera menoleh ke arah sumber suara, “kenapa, Shei?”
“Gue mau bilang sesuatu, tapi janji ya jangan marah dan abis ini kita harus tetep temenan.”
Javier hanya mengangguk mendengar perkataan gadis di hadapannya.
Sheila mencengkram erat roknya, pandangannya di arahkan ke depan. Netranya menatap lekat Javier yang sedang menunggunya.
“Gue suka sama lu, Jav.”
Saat mendengar ucapan tersebut, Javier hanya menyunggingkan senyum manis di bibirnya yang tipis. Tangan lelaki itu mengacak-acak rambut Sheila.
“Kayanya lu lagi kecapean deh, istirahat dulu, gih, sana. Gue cabut dulu, ya?”
Sheila hanya terdiam dan menatap kepergian Javier dari hadapannya.