Dinner
“Mari makan!”
Gita sudah memasak rendang spesial untuk kedua orang tuanya. Tak lupa ia juga sudah menyiapkan sambal hijau, sayur nangka, dan daun singkong. Gadis itu juga menyiapkan puding coklat sebagai makanan penutup. Helmi yang terlihat tergiur akan masakan kakaknya itu segera mengambil sebagian dan memindahkan ke piringnya.
“Eits… where’s your manner?” tanya Marline.
“Eh, iya, mam. Maaf.” Helmi segera menaruh balik rendang yang ia ambil barusan ke tempat semula.
“Eww…. So gross. Ngapain dibalikin? Kalo udah diambil ya jangan ditaro lagi dong. Masa orang makan bekas kamu.”
“Tapi kan aku belom makan rendangnya, mam.”
“Iya, tapi ga seharusnya kamu balikin apa yang kamu udah ambil, son. Jangan lupa juga sama table manners, ya? Kamu paling kecil, tunggu yang tua ambil makan dulu baru kamu terakhir,” tutur Kenan lembut.
“Okay, dad.”
“Ini gaada appetizer ya?” tanya Marline seraya melihat-lihat makanan di hadapannya.
“Oh, iya, mam. Gita lupa bikin.”
“Untung mami bawain makanan dari sana. Angetin vol au vent gih. Tadi mami taro di kulkas paling atas.”
Di saat Gita memasukkan makanan pembuka khas Perancis itu ke dalam microwave. Orang tuanya menghujani Helmi dengan beribu pertanyaan. Adiknya duduk tegang dengan keringat yang mengucur di seluruh badannya, wajahnya tampak pucat ketika menjawab semua pertanyaan.
“Son, kok kamu bisa kecelakaan? Kronologisnya gimana?”
“Uhm… gini, dad.. aku bawa motor terus ga sadar kecepatannya melebihi 100km/jam. I-itu kan malem ya, uhm.. jadi rada gelap. Terus a-aku ga sadar di depanku ada pohon, jadi aku… nabrak pohon,” jawab Helmi gelagapan.
“Duhh… liat! Kamu jadi liar mami biarin di sini. Semester ini juga kamu belom laporan ke mami mengenai IP mu. Dulu mami suruh kamu kuliah di Perancis ga mau. Padahal mami sama daddy bisa mantau kamu terus. Kamu juga bisa lebih baik di sana, ga brandalan kaya gini,” ucap Marline dengan nada meninggi.
“Maaf, mam. IP semester ini baru keluar tadi pagi makanya aku belum kasih unjuk ke mami. Nanti abis makan aku kirim ke mami sama daddy, ya?”
“Iya sudah sudah gapapa. Kita di sini mau dinner kan? Kalo mau ribut nanti aja, okay?” ucap Kenan meleraikan mereka berdua. “Git, udah selesai belom?”
“Udah, dad. Aku bawain ke sana, ya.”